3.1.a.10. Aksi Nyata Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Oleh: Filailatut Tasrika, S.Pd.
CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang
MENERAPKAN LANGKAH LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG TEPAT DALAM MENYELESAIKAN MASALAH DI SEKOLAH
TK 'AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 4 LAWANG
1, Fact (Peristiwa)
LATAR BELAKANG
Kemampuan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sangat dibutuhkan bagi setiap pendidik. Karena masalah dan situasi dilema kerap kali ditemui di sekolah. Baik itu masalah mudah ataupun masalah yang pelik dan sulit. Guru perlu memahami paradigma yang ada sebagai modal untuk memutuskan suatu masalah. Nilai dan prinsip sebagai acuan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Maka 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan perlu di latih dan kembangkan dalam setiap pengambilan keputusan, dengan harapan segala keputusan yang diambil adalah keputusan yang tepat, cermat, bertanggungjawab dan bijaksana.
Aksi nyata kali ini, berkenaan dengan paparan diatas, kebetulan sekali pada saat ini kami sedang mengalami sebuah peristiwa yang terjadi di lingkungan kerja kami. Sebelumnya kami belum mengetahui apakah kasus ini adalah dilema etika ataukah bujukan moral. Oleh sebab itu dalam rangka sosialisasi dan penerapan pengetahuan modul 3.1 ini, saya dan rekan sejawat saya akan mencoba menganalisa kasus dibawah ini.
Ditemui sebuah Kasus di sekolah tempat saya mengajar. Sebelumnya, saya mengajar di sekolah hanya berdua saja dengan rekan sejawat saya. Kami diberikan tugas dari majelis pendidikan 'Aisyiyah untuk merintis dari nol istilah jawanya "Babat Alas". Diawali dari hanya 10 anak didik pada tahun 2018, kini sudah menjadi 28 anak didik kelompok A dan B. Kami berdua saling berbagi tugas untuk menjalankan kegiatan di sekolah. Antara mengajar, mengatur adminstrasi, melakukan piket, membersihkan halaman dan ruang kelas kami lakukan berdua dengan kompak. Sampai saatnya kami sudah merasa kewalahan dalam menjalani itu semua. Akhirnya saya dan rekan kerja berinisiatif untuk merekrut seorang teman lagi sebagai pendamping kami. Tujuannya agar kami bisa sedikit terbantu dalam aktivitas di sekolah. Kami mengajukan rencana tersebut kepada yayasan kami, yayasan menyerahkan segala keputusan kepada kami. Intinya yayasan masih tidak ada dana untuk merekrut orang baru karena kas sudah minim di masa pandemi. Saya dan rekan kerja bermusyawarah mencari solusi untuk masalah ini, dan alhamdulillah dari orang per orang anggota 'Aisyiyah kami mendapatkan donatur khusus untuk tenaga pendamping yang kami rekrut.
Tenaga pendamping tersebut kami pilih dari seorang wali murid yang kebetulan dulunya adalah guru PAUD. Pertimbangan kedua, karena rasa kemanusiaan dan empati dimana ibu tersebut merupakan single parent yang ditinggal pergi oleh suaminya. Nah atas dasar itulah kami berani merekrut, sekaligus bersosial dan beramal pada ibu tersebut.
Waktu demi waktu berjalan dengan baik selama pelaksanaan pembelajaran Daring. Tiba saatnya PPKM level 1 kami melakukan pembelajaran tatap muka terbatas. Kami membuat jadwal sekolah secara bergiliran antara kelas A dan B. Disini ibu tersebut membantu rekan sejawat saya di kelas A. Pada suatu hari rekan sejawat saya bercerita, bahwa dia sedang menghadapi dilema dengan ibu tersebut. Beliau berkisah bahwa ibu tersebut beberapa kali memberikan bekal pada anaknya sendiri dengan mengambil bekal milik anak didik lain tanpa meminta izin. Untuk sekali waktu rekan sejawat saya diam dan membiarkan dengan pemikiran kasihan karena anaknya tidak membawa bekal. Terjadi kedua kali, rekan saya bingung dan bimbang, dalam hatinya berkecamuk bagaimana caranya untuk memberikan peringatan kepada ibu tersebut. Dibenaknya ada berbagai pikiran antara proses pendidikan yang baik bagi anak, nama baik sekolah dimata wali murid lainnya dan rasa kasihan kepada kondisi ekonomi ibu tersebut.
Kasus tersebut menjadikan dilema tersendiri bagi kami, antara sikap kami sebagai seorang teman dan kami sebagai seorang pendidik di sekolah. Kami berdua sepakat untuk menuntaskan kasus diatas bersama sama, dengan alasan dan pertimbangan bahwa guru dan tenaga pendidikan adalah panutan yang harus dapat diteladani oleh setiap yang memandang, baik itu anak didik maupun warga sekolah yang lain, mulai dari sikap, tutur kata dan juga perbuatan.
Tujuan Aksi Nyata
- Disiplin pada aturan sekolah
- Menanamkan budaya positif pada seluruh warga sekolah
- Mewujudkan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif
DESKRIPSI AKSI NYATA
Pengambilan keputusan yang tepat dan bijaksana membutuhkan langkah yang tepat, Selanjutnya kami berdua, saya dan rekan sejawat berkolaborasi melakukan analisis terhadap masalah yang sedang dihadapi.
Langkah Langkah
- Mengkomunikasikan kepada kepala sekolah tentang modul 3.1
- Mensosialisasikan kepada teman sejawat
- Menemukan kasus dilema etika atau bujukan moral
- Melakukan aksi nyata
- Menganalisa masalah bersama rekan sejawat
- Melakukan pengujian Pengambilan keputusan
- Refleksi
- Dokumentasi
Komentar
Posting Komentar