Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

2.3.a.10.3 Jurnal Refleksi Mingguan-16

Gambar
  Oleh: Filailatut Tasrika, S.Pd. CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang Refleksi Model 9: Gaya Round Robin Sabtu, 28 Agustus 2021 1) Apa hal yang paling anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Mengapa anada merasa hal tersebut bisa sangat menguasainya? Pembelajaran tentang coaching ini sungguh sangat menarik. Bagaimana seorang guru menjadi teman yang dapat mendengar keluh kesah bagi rekan sejawat, menjadi tempat mengeluh bagi anak didik yang membutuhkan dan sebagainya. Dalam hal ini hal yang paling saya kuasai adalah dapat insyaAllah menjadi pendengar yang amanah. Senang membantu teman atau anak didik yang membutuhkan. Saya merasa demikian karena saya memiliki rasa empati yang cukup tinggi. Tidak bisa melihat orang lain bersedih hati 2) Apa hal yang belum anda kuasai setelah pembelajaran hari ini? Apa yang akan anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut? Keterampilan coaching sejatinya sudah dimiliki setiap orang tanpa mereka sadari bahwa itu adalah coaching, karena kita hidup berdampingan

2.3.a.9. Koneksi Antar Materi - Coaching

Gambar
  Oleh: Filailatut Tasrika, S.Pd. CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang Pengertian Coaching Coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee ( Grant, 1999).  Dalam proses coaching mengandung kolaborasi yang bermakna Kemitraan: hubungan coach dan coachee adalah hubungan yang setara, artinya dalam membantu coachee, seorang coach tidak memperlihatkan otoritas yang lebih tinggi Memberdayakan:  Dalam hal ini, dengan sesi  coaching  yang ditekankan pada bertanya reflektif dan mendalam, seorang  coach  menginspirasi coachee untuk menemukan jawaban-jawaban sendiri atas permasalahannya. Optimalisasi :  Selain menemukan jawaban sendiri, seorang  coach  akan berupaya memastikan jawaban yang didapat oleh  coachee  diterapkan dalam aksi nyata sehingga potensi  coachee  berkembang. Coaching  dalam konteks pendidika

2.3.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 15 ( COACHING)

Gambar
  Oleh:  Filailatut Tasrika, S.Pd. CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang Setelah melakukan eksplorasi konsep baik secara mandiri maupun diskusi CGP melanjutkan aksinya dengan kegiatan kolaborasi dalam latihan coaching, dalam 1 kelompok terdapat 3 personil, satu orang sebagai coach, orang ke-2 menjadi coachee dan orang ke-3 menjadi pengamat. Banyak sekali pengetahuan dan pemahaman yang dapat saya ambil manfaatnya, Semoga kelak dapat dijadikan acuan untuk melakukan coaching yang sesungguhnya. Praktik coaching sangat bermanfaat bagi kami. Setelah melakukan praktek latihan coaching, kami harus menulis jurnal refleksi minggu ke-15, sebagai berikut:

2.3.a.10.1. Jurnal Refleksi - Minggu 14

Gambar
  Oleh: Filailatut Tasrika, SPd. CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang Refleksi Model 6 (5R): Reporting, Responding, Relating, Reasoning, Recontructing   Reporting Alhamdulillah minggu ini setelah aksi nyata penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional, CGP melangkah menuju materi modul 2.3 tentang Coaching. Awal mula membaca materi mulai dari diri sendiri CGP mendapatkan quisioner yang harus diisi terkait pengalaman di sekolah dalam mengatasi permasalahn yang pernah dihadapi. Berlanjut di eksplorasi konsep mandiri, CGP mendapatkan tambahan materi terkait definisi coaching dan langkah langkah yang dapat diambil dalam proses coaching, khususnya untuk anak didik di sekolah. Responding Jujur hampir semua CGP saat ini mengalami sedikit kejenuhan dalam menghadapi tugas tugas sekolah, tugas keluarga dan tugas sebagai CGP. Namun kami segera menerapkan teknik STOP yang telah kami pelajari di modul sebelumnya, sehingga komitmen untuk menyelesaikan tugas tugas secara harmoni

AKSI NYATA 2.1-2.2 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAN KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL

Gambar
  Oleh: Filailatut Tasrika, S.Pd. CGP Angkatan 2 Kabupaten Malang PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI  DI INTEGRASIKAN DENGAN  KOMPETENSI SOSIAL DAN EMOSIONAL  DI TK ‘AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 4 LAWANG A.     LATAR BELAKANG Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar. Salah satu lembaga formal PAUD adalah Taman kanak kanak (TK). Pendidikan di TK menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan 6 (enam) aspek perkembangan, antara lain: Nilai agama dan moral, Fisik motorik, Kognitif, Bahasa, Sosial-emosional, dan Seni, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok usia. Ke enam aspek tersebut diberikan secara terintegrasi tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Pembelajaran sosial emosional dan pendidikan karakter