PERJALANAN AKSI NYATA MELALUI KISAH, CERITA DAN REFLEKSI

 Oleh: PGP-Angkatan2-Kabupaten Malang-Filailatut Tasrika

Tulisan ini berisi tentang cerita, curahan hati dan refleksi selama menjalankan aksi nyata CGP

1

1.      Pendampingan teman sejawat

Saya memiliki teman sejawat yang dirugaskan bersama di lembaga TK cabang yang baru. Letaknya di pedesaan di bawah bukit yang indah. Kebanyakan penduduknya adalah petani. Nah beliau ini usianya beberapa tahun diatas saya. Sangat rajin ulet dan berwawasan. Saya seringkali mendapat inspirasi dan pencerahan dari beliau. Begitu banyak kelebihan beliau ada satu hal kemampuan yang belum diminati. Yaitu bersentuhan dengan IT (Laptop/ computer). Melalui percakapan santai saya memberi motivasi kepada beliau agar mau belajar dari nol, karena kebutuhan seorang guru era saat ini adalah mampu mengoperasikan IT. Oleh karena itu, Pendampingan berupa kegiatan belajar IT untuk meningkatkan kompoetensi guru.

Diawali dengan belajar Microsoftword, mengetik hal hal kecil, terkait pembelajaran daring.

Langkah langkah pendampingan

a)    Memberikan motivasi dan himbauan kepada teman sejawat agar berani dan tidak takut dalam belajar IT.

b)      Memberikan pengenalan paling dasar dari cara mengetik

c)      Mendampingi dengan sabar ketika belajar.

d)      Memberikan pengetahuan dan praktek baru secara bertahap.

e)      Memberikan keleluasaan dalam menulis apapun.


Kendala yang dihadapi

Manusiawi jika teman terkadang merasa putus asa. Saya harus mengerti dan memahami, namun tetap memberikan motivasi agar tetap semangat belajar.

Perangkat Komputer sekolah yang tiba tiba eror juga menghambat proses belajar.

Tugas lain sebagai guru yang datang silih berganti, serta hal lain yang sifatnya urgen.

Untuk teman dari pos 1 yang beda desa letaknya, belum sempat belajar bersama.

 

Solusi

Saya tetap mendampingi beliau tahap demi tahap dengan selalu memotivasi positif, agar tidak berputus asa.

 

Rencana perbaikan

Membuat perencanaan untuk belajar IT bersama semua guru TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 4 Lawang pos 1 dan pos 2

Memberikan pengetahuan yang lebih dari sekedar mengetik, ketika beliau telah sanggup memulainya.

Gambar: Pendampingan IT untuk teman sejawat



2

1.      Meningkatkan kemandirian anak di sekolah

Aksi nyata pada modul 1.2 tentang nilai dan peran guru penggerak saya mengambil kegiatan kegiatan meningkatkan kemandirian anak di sekolah pasca PJJ.  Tatap muka terbatas dilakukan setelah libur hari raya idul fitri. Terlihat anak didik kurang begitu mandiri setelah lama berada di rumah. Oelh karenanya saya berinisiatif untuk memulai melatih anak didik melalui pembiasaan. Kerjasama orangtua lagi lagi saya libatkan agar pembiasaan mandiri dapat diterapkan juga di rumah.

Setelah saya luncurkan informasi tentang kemandirian anak kepada orangtua, setiap pagi saya standby di depan pagar, untuk menyambut anak didik masuk halaman sekolah.

Saya menyapa dan salam kepada anak sambil mengobservasi dan memotivasi agar dapat dan mau membawa tas sekolahnya sendiri. Kemudian meletakkan ditempatnya sendiri.  Hasilnya cukup efektif untuk memberi semangat anak dalam belajar mandiri.

Ketika masuk kelas, ketika belajar sebentar di dalam kelas, selalu mengingatkan mereka untuk dapat melakukan hal sederhana sendiri. Cuci tangan dan mengelap nya, masuk kelas tanpa ditemani orangtua, melepas dan mengenakan kaos kaki/ sepatu sendiri dan lain lain.

Kendala

Beberapa orangtua masih belum dapat memotivasi anaknya untuk mandiri, dan cenderung membantu anak melakukan hal hal yng sederhana, ketika ditanya alasannya mengapa, mereka menjawab biar lekas selesai., da lain lain.

Solusi

Saya dan teman sejawat tanpaa bosan selalu mengingatkan anak untuk mandiri, selalu memberikan umpan balik posiitif kepada mereka yang telah melakukan lifeskill sendiri.

Rencana perbaikan

Himbauan kepada orangtua untuk ikut mendukung guna melatih kemandirian anak didik. Komunikasi aktif melalui WA atau pun secara langsung. Membuka sharing berupa tanya jawab permasalahan yang dihadapi orangtua dalam melatih kemandirian anak dirumah ataupun disekolah

Gambar: belum dapat ditinggal orangtua

Gambar: belum dapat membawa tasnya sendiri

Gambar: Setelah dimotivasi di depan pagar anak mau masuk halaman sekolah sendiri



                         Saya dan teman sejawat selalu memotivasi anak untuk mandiri


3

1.      Merdeka belajar dimasa tatap muka terbatas

Alhamdulillah tatap muka usai libur hari raya idul fitri anak anak mulai masuk kembali dengan moda tatap muka terbatas. Kesempatan ini saya manfaatkan untuk belajar bersama diarea luar ruang, sembari melaksanakan merdeka belajar di sekolah. Implementasinya saya buat mereka nyaman dengan alam. Kebetulan hari ini adalah tema alam semesta dengan sub tema batu. Awal pembukaan kita berdo’a dan bercakap cakap tentang benda alam ciptaan Allah yang dapat ditemui di sekitar sekolah. Dengan riang mereka dapat menyebutkan semua dengan benar. Langkah selanjutnya adalah eksplorasi langsung. Anak mulai menjelajah area sekolah yang banyak batunya. Mereka bebas berburu batu yang disukai. Setelah terkumpul, saya masukkan konsep pengetahuan tentang tekstur, ukuran, jumlah dan juga mengelompokkan bebatuan temuan mereka. Pada aspek seni saya menyediakan cat akrilik dan kuas sebagai alatnya. Mereka bebas membuat lukisan bentuk apapun di batu temuan nya. Saya rasakan mereka gembira dan abtusias. Sampai jam belajar habis mereka tetap asyik dengan kesenangan mereka.

Kendala

Dimasa transisi selama covid 19 ini saya harus mengkondisikan suasana belajar dengan sangat terbatas waktu. Kedua, saya merasa ada kekurangan dalam menfasilitasi mereka untuk berkarya, karena alat dan media cat hanya sedikit, sehingga tidak mencukupi untuk semua anak.

Solusi

Saya upayakan meskipun dalam waktu yang singkat anak anak dapat belajar secara optimal. Sebagai solusi cat akrilik bisa ditambah dengan air.

Rencana perbaikan

Nanti tahun pelajaran baru kita akan membeli cat sebagai media/ alat belajar dengan jumlah yang mencukupi. Saya akan selalu merancang pembelajaran yang merdeka berpusat pada anak didik.

Gambar : Merdeka belajar “eksplorasi alam”


4


1.      Menyusun kurikulum bersama

Tahun pelajaran 2020-2021 telah berlalu, libur semester telah datang. Inginnya sih kita satu lembaga mengadakan refreshing liburan ketempat wisata, namun dikarenakan masih dalam status waspada pandemi semua acara keluar daerah ditiadakan. Di minggu kedua libur semester saya mengajukan ajakan kepada kepala sekolah, untuk mengajak teman guru semua menyusun kurikulum sekolah untuk tahu 2021-2022. Alhamdulillah disetujui oleh beliau.

Hari selasa, 29 Juni 2021 kita berkumpul di TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal 4 Lawang pos 2 tempat saya mengajar. Saya memimpin komunitas untuk bertukar pendapat tentang komponen kurikulum yang akan dibuat. Saya sudah menyiapkan bahan, kertas, alat tulis dan lainnya yang diperlukan. Kepala sekolah memberi prakata dan motivasi agar kita semangat mengabdi mendidik anak bangsa.

Setelah bermusyawarah kita berbagi tugas untuk menyusun tiap komponen kurikulum berdasarkan kelompok kelas yang diampu. Kami saling bekerjasama satu dengan lainnya, saling menghargai pendapat guru dan memberi masukan untuk kesempurnaan.

Rencana kegiatan ini berlanjut sampai terbentuknya kurikulum 2021-2022. Sehingga diharapkan ketika anak didik masuk sekolah, semua telah tersedia.

Kendala

Beberapa guru masih belum berani untuk kerja langsung menggunakan laptop, sehingga diawali dengan manual. Dan ini memakan waktu cukup lama.

Solusi

Usaha memecahkan masalah tersebut kita sepakat manual dulu, nanti kita saling membantu untuk pengetikan.

Rencana perbaikan

Kedepannya saya akan mengajak mereka belajar menggunakan IT bersama sama dengan pendampingan saya dan teman guru yang telah mahir IT.

Gambar, kerjasama dalam komunitas menyusun kurikulum







Komentar

Postingan populer dari blog ini

3.1.a.4.1. Eksplorasi Konsep - Prinsip Pengambilan Keputusan

3.2.a.4. Eksplorasi Konsep - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Pembelajaran 2.1

3.1.a.5.1. Ruang Kolaborasi - Kerja Kelompok