KESIMPULAN dan REFLEKSI FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA KI HADJAR DEWANTARA
Oleh : Filailatut Tasrika, S.Pd.
Taman kanak kanak merupakan lembaga pendidikan formal dan paling dasar setelah pendidikan keluarga. Menjadi guru TK merupakan kebanggan tersendiri bagi saya. Dunia anak sangat menarik untuk dikaji dan cermati. Awalnya saya berfikir bahwa mendidik anak TK sangat mudah. Guru hanya perlu terampil bernyanyi dan “Ngemong” saja. Semakin masuk kedunia pendidikan TK saya semakin faham arti guru sebenarnya. Tak hanya menjaga, mengarahkan saja mendidik dan mengajarkan perilaku juga merupakan tugas kami pendidik TK. Segala pengetahuan dan keterampilan dasar/ life skiil saya ajarkan kepada anak didik di sekolah dengan berbagai cara dan metode. Melalui teladan, tuntunan, pembiasaan, pemberian tugas, permainan, karya wisata, hasil karya, tanya jawab, bercerita, bercakap cakap dan masih banyak metode yang saya pergunakan. Saya ingin anak didik dapat menerapkan segala apa yang telah kami ajarkan di sekolah. Menurut saya waktu itu saya sudah menerapkan merdeka belajar/ berpusat pada anak didik, karena segala metode yang diterapkan disesuaikan dengan tahap usia anak.
Semakin berjalannya waktu, saya mendapatkan kesempatan mengikuti CGP ini dan mempelajari modul Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, terdapat banyak hal yang menjadi unsur merdeka belajar bagi anak didik kita. Terutama khusus untuk anak usia dini. Ada minat dan kesenangan, ada bakat dan karakter anak. Ada keistimewaan dan keunikan anak yang perlu dicermati oleh seorang guru TK. Setelah diingat kembali, selama ini saya memberikan pembelajaran yang seragam terhadap semua anak didik, baik jenis maupun metodenya, karena saya sesuaikan dengan STPPA yang ada. Kini saya tersadar bahwa guru tidak boleh mendambakan anak didik menjadi apa yang guru inginkan, tetapi harus mengembangkan apa yang mereka miliki dan inginkan. Guru dengan julukan fasilitator ternyata harus dapat melayani semua keunikan anak dalam belajar sesuai gaya dan minat masing masing anak. Guru sebagai motivator ternyata harus dapat memberikan dorongan dan motivasi atas bakat dan minat anak, sekaligus mengembangkannya, guru sebagai asesor ternyata tak hanya memberi penilaian belaka, tetapi di imbangi dengan aksi nyata dalam membantu, menuntun dan mendukung aksi dan minat anak didik. Singkatnya guru harus selalu ada ketika anak membutuhkan di sekolah.
Ki Hadjar Dewantara membedakan kata pendidikan dan pengajaran. Pengajaran adalah bagian dari pendidikan.
Pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu yang berguna untuk
kecakapan hidup/ life skill anak didik secara lahir dan batin. Pendidikan memberi
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai
individu manusia, maupun sebagai anggota masyarakat. pendidikan dan pengajaran
tidak bisa dipisahkan. Keduanya harus ada dalam sebuah pembelajaran di lembaga
sekolah.
Pendidikan adalah tempat berseminya benih benih kebudayaan, dan tempat
tumbuhnya nilai nilai kemanusiaan yang harus terus diwariskan untuk menjadi
bangsa yang beradab. Setiap anak adalah unik memiliki karakter dan pribadi yang
berbeda. Pendidikan milik semua, seyogyanya seorang pendidik harus dapat
memahami karakteristik masing masing anak yang unik tersebut sebagai usaha
menyesuaikan gaya belajar yang di minatinya. Merdeka belajar merupakan hak anak
didik kita sesuai kodrat yang dimilikinya
Pendidik harus dapat melihat bahwa dalam pendidikan anak harus melihat
kodrat diri anak dan kodrat zaman dimana anak bertumbuh kembang. Pengetahuan
dan keterampilan yang diberikan disesuaikan dimana era anak hidup. Guru harus
dapat mangimbanginya dengan cara selalu memperbaharui pengetahuan dan
keterampilan yang dimilikinya untuk ditransfer kepada anak didiknya. Istilahnya
guru tidak boleh ketinggalan zaman. Perubahan dan pergerakan dalam pendidikan
sesuai alam dan zaman hendaknya tetap menjunjung tinggi nilai dan budaya
bangsa. Kita sebagai pendidik dituntut untuk dapat men transfer ilmu pengetahuan
sekaligus memberikan filter yang kokoh kepada anak didik, agar dapat memilah
dan memilih segala hal yang ada di sekitarnya.
Disini saya memahami bahwa merdeka belajar dikembangkan dengan 4 dimensi yang berkaitan, yaitu 1) dimensi Jasmani yang mengarah pada kemerdekaan fisik yang sehat, produktif, kreatif dan inovatif. 2) Dimensi Akal yang mengarahkan berkembangnya kecerdasan yang lebih luas dan meningkat. 3) Dimensi Rohani yang mengarahkan pada pencapaian keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya dalam mental dan rohaninya. 4) Dimensi sosial mengarah pada tercapainya sikap yang selaras , kekeluargaan, musyawarah, demokrasi, toleransi, kerjasama, tanggungjawab dan disiplin
Mencermati kerangka pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam dunia pendidikan tersebut menjadi kiblat bagi para pendidik Indonesia termasuk saya pribadi untuk menerapkan merdeka belajar dalam pendidikan. Semua dilaksanakan dan diupayankan untuk mencapai profil pelajar pancasila. Pendidikan harus memanusiakan manusia dan memperkuat nilai kemanusiaan, dengan saling menghormati keberagaman tanpa memandang agama, status, gender, etnis, dan kultur budaya. Fungsi guru sebagai fasilitator, motivator dan asesor dilakukan dengan cermat dan tetap memperhatikan kemerdekaan mereka dalam belajar sesuai dengan keunikan masing masing. Teladan dan tuntunan tetap diberikan seperti pada system among yang memiliki arti menjaga, membina, mendidik dengan kasih sayang, ,maka pendidik harus memahami karakteristik anak didik. Pada hakekatnya dunia anak adalah dunia bermain. Melalui bermain anak dapat mengembangkan kognitif, avektif dan psikomotornya. Rangsangan terhadap panca indera yang didapat saat bermain menentukan sebesar apa dan seoptimal apa perkembangan yang dapat dicapai. Perkembangan tersebut meliputi nilai agama dan moral, social emosional, fisik motoric, kognitif, bahasa dan juga seni.
Pengetahuan dan pengalaman saya mengikuti PPGP ini membuat saya tersadar
dan memutuskan bahwa sudah saatnya saya harus berubah menjadi lebih baik dari
hari kemarin. Saya ingin menjadi guru merdeka yang dapat memberi pendidikan
yang merdeka pula bagi anak didik saya di TK. Saya akan meletakkan dasar dasar
pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku profil pelajar pancasila pada
anak didik sesuai tahap usia dan tentu dengan memperhatikan minat dan keinginan
anak didik dalam menentukan gaya dan model belajarnya sendiri. Setiap anak
pasti berdaya dengan kemampuan masing masing. Variasi Inovasi belajar dan
berbagai metode akan saya temukan dan terapkan dalam pembelajaran life skill
anak didik saya sesuai dengan alam dan lingkungan sekitar tempat sekolah saya
berada. Budi pekerti luhur dan akhlak mulia tetap diberikan melalui pembiasaan disekolah.
Saya akan memberikan pembelajaran yang bermakna bagi setiap anak didik, mulai
dari awal memasuki pagar sekolah hingga saat pulang keluar sekolah. Ing ngarso
sung tuladha, Ing Madya mangun Karsa, Tutwuri Handayani akan saya jalani.
Semoga terwujud. Salam Bahagia! Merdeka Belajar!
Komentar
Posting Komentar